Demon Girl
Chapter 2
:Be strong and just Smile
“Saat itu aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya, rambutnya
berubah menjadi putih, matanya berubah menjadi biru, serta telinga dan ekor
yang tidak lazim ada pada dirinya, aku hanya berdiri dan terdiam disana...”
Tak lama setelah itu pria yang bernama “Kitsune” itu pun bicara
pada Anna.
“Ummmm....nona muda?...apa anda baik-baik
saja?”
Kitsune mengetikkan jarinya didepan wajah Anna dan Anna pun
berkedip.
“K-kau.....?apa itu dikepala
mu?..Te-telinga rubah?...lalu dibelakang mu itu juga.....,”
Anna berbicara dengan suara bergetar dan menunjuk kearah telinga
dan ekor rubah Kitsune.Melihat reaksi Anna Kitsune pun menjawab,
“Ini adalah telinga dan ekor
ku.Bukan kah aku sudah bilang kalau aku ini siluman rubah?.....”
Pikiran Anna kosong,seolah-olah pikirannya telah pergi jauh keluar
angkasa yang begitu luas,tapi dia tidak membiarkan itu berlarut lama.Dia pun
akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
“Kau.....jangan bercanda,apa yang
kau butuh kan dari ku?...”
Kitsune lalu berkata,
“Tch,tch,tch....tidak nona
muda,bukan hanya saya yang membutuhkan anda,tapi anda juga sedang membutuhkan
saya...”
Kemudian Anna pun menjawab,
“Hah?...membutuhkan mu,maaf tapi
aku tidak mengerti...”
“Bukankah saat ini kau sedang menderita
sakit jantung yang sangat parah dan sedang membutuhkan donor jantung?,”
jawab Kitsune,mendengar hal itu Anna tertegun kemudian berbicara
lagi,
“B-Bagaimana kau tahu itu,belum ada
yang tahu itu selain kedua orang tua ku dan dokter ku sendiri....”
Kitsune pun menjawab,
“Aku tahu segalanya tentang diri
mu,dari kau lahir sampai sekarang aku selau memperhatikan mu...”
“Hah!? Sejak aku lahir!?....,”
balas Anna.Kitsune terdiam seolah-olah sedang berbikir,kemudian
berbicara,
“Semenjak kematian mu 100 tahun
yang lalu ‘lagi’,aku selalu menunggu mu,menunggu saat renkarnasi mu
lagi...Biasanya aku tidak akan berbicara dengan diri mu seperti ini,tapi...Aku sudah
muak,karena itu aku memberanikan diri untuk berbicara dengan mu.”
Anna kebingungan,meski begitu dia dapat melihat wajah menyedihkan
Kitsune yang terlihat begitu lemah,tapi tetap Anna tidak dapat mempercayainya,
“Maksud mu apa sih?.....Renkarnasi?
100 tahun yang lalu?Aku masih tidak mengeti....”
Kitsune hanya tersenyum lalu membalas,
“Jangan khawatir...kalau itu
kau,semuanya pasti akan berjalan dengan lancar,nah sepertinya aku harus pergi
sekarang.Beristirahat lah,kita akan segera bertemu lagi Adieu!”
Kitsune melompat dengan tinggi,sangat tinggi
sampai rasanya mustahil untuk seorang manusia biasa melompat seperti itu,dan
kemudian menghilang bagaikan seorang bagaikan angin,seiring dengan itu awan
menutup kembali dan menghalangi bulan.
Dipagi hari saat aku terbangun aku sudah berada
dikamar yang ada dirumah sakit.
“Yang tadi malam itu...mimpi ya?,”
gumam ku.
“Tok,Tok,Tok.”
Pintu berbunyi,Anna melihat kearah pintu itu lalu berbicara,
“Siapa itu?...,”
Lalu dibalas dari luar pintu,
“Saya perawat yang mengantarkan
makanan untuk anda.”
“.....Silakan masuk,”
balas Anna.Perawat itu masuk dengan membawa makanan yang sangat
lengkap untuk Anna,Anna sempat bingung karena biasanya Rumah sakit tidak biasa
menyediakan makanan seperti ini,kemudian perawat itu berbicara.
“Makanan ini kiriman dari orang tua
anda...Ibu anda yang memasaknya.”
(Ah begitu
rupanya),Anna diam sejenak kemudian bertanya,
“Maaf suster....apa kira-kira anda
tahu kapan saya bisa pulang?,”
Suster itu melihat kearah Anna seolah-olah sedang memikirkan kata
yang tepat.
(Ah...tentu saja,mereka tidak mungkin memberitahukan
kondisi buruk pada diriku karena pasti orangtuaku yang memintanya,sebaiknya
kuganti saja topiknya).
“Anu...suster penyakit saya tidak
parah kan,cuma kambuh sediki saja kan?,”
Suster itu memasang wajah terkejut,lalu membalas sambil tersenyum,
“Ah! I-iya...penyakit kamu tidak
parah kok,jangan khawatir,sekarang kamu makan saja dulu ya?soal kapan kamu bisa
pulang,itu...nanti akan saya tanyakan ke dokternya ya?,”
Aku mengangguk dan mulai makan.
Waktu menunjukan pukul 11:30 Siang,aku cuma
berbaring ditempat tidurku sambil memikirkan kejadian yang semalam,Siapa orang
yang tadi malam itu?Kitsune?bukankah itu artinya rubah dalam bahasa
jepang?....Aku cuma termenung sambil bertanya-tanya pada diri ku
sendiri,Kemudian aku dikejutkan dengan suara ketokan pintu,pintu itu dibuka,dan
ternyata yang datang adalah seorang dokter yang mengecek kesehatanku sejak SMP
dulu,
“Bagaimana keadaan mu?,”
tanya dokter itu,kemudian aku pun membalas,
“Sudah lebih baik, kapan saya bisa
pulang?”
Dokter itu tersenyum lalu membalas,
“Hahahahahaha...kamu ini,baru juga semalam disini,tapi sudah
menayakan ingin pulang,jangan khawatir hari ini juga kamu boleh pulang,orang
tua mu akan menjemput satu jam lagi.”
Leganya,meski aku tahu jangka waktu sisa hidupku
tinggal berapa lama lagi,tapi aku tidak masalah dengan itu.Sejak awal aku sudah
tahu pasti akan ada saat seperti ini,sejak aku tahu aku terkena panyakit
jantung,aku sudah tahu kalau kelak penyakit ini yang akan menjemputku.Satu jam
telah berlalu,aku segera berpakaian dan setelah itu orangtuaku datang,mereka
menyambutku dengan senyuman,tapi aku tahu kalau sebenarnya didalam hati mereka,mereka
sedang menangis melihat tubuhku yang sebentar lagi akan pergi,aku masuk kedalam
mobil ayahku,dari jendela aku melihat mereka sempat berbicara dengan dokter,aku
yakin mereka pasti membahas tentang diriku.Setelah itu mobil pun berjalan
menuju Rumah kami,selama perjalanan kami hanya diam tidak berbicara sama
sekali,karena kupikir kalau aku bicara mungkin ibuku akan mulai menangis maka
aku pun hanya diam saja.Kami tiba dirumah,hari itu hari rabu jadi saudara
kembarku saat itu sedang pergi kesekolah,kemudian akhirnya aku memberanikan
diri untuk berbicara,
“Ibu...kapan aku boleh pergi
kesekolah?,”
Ibuku menatap kearah ayahku,kemudian menjawab,
“Kata dokter kamu harus
beristirahat selama dua hari dulu dirumah,hari sabtu nanti baru kamu boleh
sekolah,untuk sekarang kamu istirahat saja dikamar mu ya?,”
mendengar itu aku hanya menatap mereka lalu mengangguk,lalu aku
pun masuk kekamarku,dan mengambil sebuah buku Diary kecil didalam laci meja
belajarku,lalu menuliskan semua kejadian yang kualami sejak kemarin sampai
sekarang,setelah itu aku hanya berbaring dikamar seharian,saat adikku pulang
dari sekolah dia langsung bertanya padaku,
“kamu sakit apa? Sampai harus
istirahat selama dua hari dirumah?,”
Saat dia bertanya seperti itu,sadarlah aku kalau ternyata orang
tuaku tidak memberitahu adikku sendiri tentang penyakit ini,hatiku sakit sekali
begitu sadar akan hal itu,aku membalasnya dengan raut wajah yang normal-normal
saja,
“cuma penyakit lama,sepertinya cuma
asma ringan atau animea saja mungkin ini karena aku terlalu sering begadang
didepan komputer.”
Sepertinya adikku tidak curiga dengan jawaban
itu,setelahnya kami hanya mengobrol sebentar sambil tertawa-tawa kemudian dia
pun keluar,aku menutup dan mengunci pintu kamarku,kemudian aku hanya
duduk disudut kamarku.Dua hari telah berlalu,aku segera berpakaian untuk pergi
kesekolah,ayahku akan mengantarku dan adikku kesekolah begitu kami selesai
sarapan.Entah kenapa hari memang terasa begitu hampa,aku mencoba untuk besikap
seperti biasa,agar suasananya bisa berubah sedikit,tapi ternyata memang agak
sulit.Kami tiba disekolah aku dan adikku berpamitan pada ayah kami,aku sempat melihatnya
tersenyum dari kejauhan tapi senyuman itu terasa seperti ditahan,aku kesal jadi
aku langsung berteriak saja dari depan gerbang,
“Ayah!! Hati-hati ya,tolong bilang
pada ibu hari ini aku ingin makan malam yang super-duper istimewa!!,”
semua orang yang ada disekitarku melihatku dengan tatapan yang aneh,aku melihat mereka semua menahan tawa,bahkan guru-guruku sendiri,tapi aku tidak peduli aku hanya menunggu reaksi ayahku yang kemudian tertawa dan mebalas.
semua orang yang ada disekitarku melihatku dengan tatapan yang aneh,aku melihat mereka semua menahan tawa,bahkan guru-guruku sendiri,tapi aku tidak peduli aku hanya menunggu reaksi ayahku yang kemudian tertawa dan mebalas.
“Hahahaha tentu! Selamat
bersenang-senang disekolah ya!”
Aku puas melihat reaksi itu,kemudian adikku pun menyenggolku dan
berkata,
“kau ini! Ada-ada saja!”
Aku terkejut melihat reaksinya itu lalu tertawa dan membalas.
“Ahahahahaha biar saja! Aku kan
memang seperti ini!”
(Iya....itu memang benar,memang seperti ini lah aku,wajah cemberut
dan sedih sama sekali tidak cocok denganku,aku harus kuat untuk diriku sendiri
dan orang-orang yang disekitarku.Aku harus tetap tersenyum supaya orang lain
disekitarku juga tetap bisa tersenyum....)
*To be Continue#