Sabtu, 31 Agustus 2013


Demon Girl
Chapter 2 :Be strong and just Smile

          “Saat itu aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya, rambutnya berubah menjadi putih, matanya berubah menjadi biru, serta telinga dan ekor yang tidak lazim ada pada dirinya, aku hanya berdiri dan terdiam disana...”

Tak lama setelah itu pria yang bernama “Kitsune” itu pun bicara pada Anna.

“Ummmm....nona muda?...apa anda baik-baik saja?”
Kitsune mengetikkan jarinya didepan wajah Anna dan Anna pun berkedip.

“K-kau.....?apa itu dikepala mu?..Te-telinga rubah?...lalu dibelakang mu itu juga.....,”
Anna berbicara dengan suara bergetar dan menunjuk kearah telinga dan ekor rubah Kitsune.Melihat reaksi Anna Kitsune pun menjawab,
“Ini adalah telinga dan ekor ku.Bukan kah aku sudah bilang kalau aku ini siluman rubah?.....”

Pikiran Anna kosong,seolah-olah pikirannya telah pergi jauh keluar angkasa yang begitu luas,tapi dia tidak membiarkan itu berlarut lama.Dia pun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

“Kau.....jangan bercanda,apa yang kau butuh kan dari ku?...”

Kitsune  lalu berkata,
“Tch,tch,tch....tidak nona muda,bukan hanya saya yang membutuhkan anda,tapi anda juga sedang membutuhkan saya...”

Kemudian Anna pun menjawab,
“Hah?...membutuhkan mu,maaf tapi aku tidak mengerti...”
“Bukankah saat ini kau sedang menderita sakit jantung yang sangat parah dan sedang membutuhkan donor jantung?,”
jawab Kitsune,mendengar hal itu Anna tertegun kemudian berbicara lagi,
“B-Bagaimana kau tahu itu,belum ada yang tahu itu selain kedua orang tua ku dan dokter ku sendiri....”

Kitsune pun menjawab,
“Aku tahu segalanya tentang diri mu,dari kau lahir sampai sekarang aku selau memperhatikan mu...”
“Hah!? Sejak aku lahir!?....,”
balas Anna.Kitsune terdiam seolah-olah sedang berbikir,kemudian berbicara,
“Semenjak kematian mu 100 tahun yang lalu ‘lagi’,aku selalu menunggu mu,menunggu saat renkarnasi mu lagi...Biasanya aku tidak akan berbicara dengan diri mu seperti ini,tapi...Aku sudah muak,karena itu aku memberanikan diri untuk berbicara dengan mu.”

Anna kebingungan,meski begitu dia dapat melihat wajah menyedihkan Kitsune yang terlihat begitu lemah,tapi tetap Anna tidak dapat mempercayainya,
“Maksud mu apa sih?.....Renkarnasi? 100 tahun yang lalu?Aku masih tidak mengeti....”

Kitsune hanya tersenyum lalu membalas,
“Jangan khawatir...kalau itu kau,semuanya pasti akan berjalan dengan lancar,nah sepertinya aku harus pergi sekarang.Beristirahat lah,kita akan segera bertemu lagi Adieu!”

Kitsune melompat dengan tinggi,sangat tinggi sampai rasanya mustahil untuk seorang manusia biasa melompat seperti itu,dan kemudian menghilang bagaikan seorang bagaikan angin,seiring dengan itu awan menutup kembali dan menghalangi bulan.
Dipagi hari saat aku terbangun aku sudah berada dikamar yang ada dirumah sakit.

“Yang tadi malam itu...mimpi ya?,”
gumam ku.
“Tok,Tok,Tok.”
Pintu berbunyi,Anna melihat kearah pintu itu lalu berbicara,
“Siapa itu?...,”
Lalu dibalas dari luar pintu,
“Saya perawat yang mengantarkan makanan untuk anda.”
“.....Silakan masuk,” 
balas Anna.Perawat itu masuk dengan membawa makanan yang sangat lengkap untuk Anna,Anna sempat bingung karena biasanya Rumah sakit tidak biasa menyediakan makanan seperti ini,kemudian perawat itu berbicara.

“Makanan ini kiriman dari orang tua anda...Ibu anda yang memasaknya.”

(Ah begitu rupanya),Anna diam sejenak kemudian bertanya,
“Maaf suster....apa kira-kira anda tahu kapan saya bisa pulang?,”
Suster itu melihat kearah Anna seolah-olah sedang memikirkan kata yang tepat.

(Ah...tentu saja,mereka tidak mungkin memberitahukan kondisi buruk pada diriku karena pasti orangtuaku yang memintanya,sebaiknya kuganti saja topiknya).

“Anu...suster penyakit saya tidak parah kan,cuma kambuh sediki saja kan?,”
Suster itu memasang wajah terkejut,lalu membalas sambil tersenyum,
“Ah! I-iya...penyakit kamu tidak parah kok,jangan khawatir,sekarang kamu makan saja dulu ya?soal kapan kamu bisa pulang,itu...nanti akan saya tanyakan ke dokternya ya?,”

Aku mengangguk dan mulai makan.
         
Waktu menunjukan pukul 11:30 Siang,aku cuma berbaring ditempat tidurku sambil memikirkan kejadian yang semalam,Siapa orang yang tadi malam itu?Kitsune?bukankah itu artinya rubah dalam bahasa jepang?....Aku cuma termenung sambil bertanya-tanya pada diri ku sendiri,Kemudian aku dikejutkan dengan suara ketokan pintu,pintu itu dibuka,dan ternyata yang datang adalah seorang dokter yang mengecek kesehatanku sejak SMP dulu,
“Bagaimana keadaan mu?,”
tanya dokter itu,kemudian aku pun membalas,
“Sudah lebih baik, kapan saya bisa pulang?”

Dokter itu tersenyum lalu membalas,
“Hahahahahaha...kamu ini,baru juga semalam disini,tapi sudah menayakan ingin pulang,jangan khawatir hari ini juga kamu boleh pulang,orang tua mu akan menjemput satu jam lagi.”

Leganya,meski aku tahu jangka waktu sisa hidupku tinggal berapa lama lagi,tapi aku tidak masalah dengan itu.Sejak awal aku sudah tahu pasti akan ada saat seperti ini,sejak aku tahu aku terkena panyakit jantung,aku sudah tahu kalau kelak penyakit ini yang akan menjemputku.Satu jam telah berlalu,aku segera berpakaian dan setelah itu orangtuaku datang,mereka menyambutku dengan senyuman,tapi aku tahu kalau sebenarnya didalam hati mereka,mereka sedang menangis melihat tubuhku yang sebentar lagi akan pergi,aku masuk kedalam mobil ayahku,dari jendela aku melihat mereka sempat berbicara dengan dokter,aku yakin mereka pasti membahas tentang diriku.Setelah itu mobil pun berjalan menuju Rumah kami,selama perjalanan kami hanya diam tidak berbicara sama sekali,karena kupikir kalau aku bicara mungkin ibuku akan mulai menangis maka aku pun hanya diam saja.Kami tiba dirumah,hari itu hari rabu jadi saudara kembarku saat itu sedang pergi kesekolah,kemudian akhirnya aku memberanikan diri untuk berbicara,
“Ibu...kapan aku boleh pergi kesekolah?,”
Ibuku menatap kearah ayahku,kemudian menjawab,
“Kata dokter kamu harus beristirahat selama dua hari dulu dirumah,hari sabtu nanti baru kamu boleh sekolah,untuk sekarang kamu istirahat saja dikamar mu ya?,”
mendengar itu aku hanya menatap mereka lalu mengangguk,lalu aku pun masuk kekamarku,dan mengambil sebuah buku Diary kecil didalam laci meja belajarku,lalu menuliskan semua kejadian yang kualami sejak kemarin sampai sekarang,setelah itu aku hanya berbaring dikamar seharian,saat adikku pulang dari sekolah dia langsung bertanya padaku,
“kamu sakit apa? Sampai harus istirahat selama dua hari dirumah?,”
Saat dia bertanya seperti itu,sadarlah aku kalau ternyata orang tuaku tidak memberitahu adikku sendiri tentang penyakit ini,hatiku sakit sekali begitu sadar akan hal itu,aku membalasnya dengan raut wajah yang normal-normal saja,
“cuma penyakit lama,sepertinya cuma asma ringan atau animea saja mungkin ini karena aku terlalu sering begadang didepan komputer.”

Sepertinya adikku tidak curiga dengan jawaban itu,setelahnya kami hanya mengobrol sebentar sambil tertawa-tawa kemudian dia pun keluar,aku  menutup dan mengunci pintu kamarku,kemudian aku hanya duduk disudut kamarku.Dua hari telah berlalu,aku segera berpakaian untuk pergi kesekolah,ayahku akan mengantarku dan adikku kesekolah begitu kami selesai sarapan.Entah kenapa hari memang terasa begitu hampa,aku mencoba untuk besikap seperti biasa,agar suasananya bisa berubah sedikit,tapi ternyata memang agak sulit.Kami tiba disekolah aku dan adikku  berpamitan pada ayah kami,aku sempat melihatnya tersenyum dari kejauhan tapi senyuman itu terasa seperti ditahan,aku kesal jadi aku langsung berteriak saja dari depan gerbang,
“Ayah!! Hati-hati ya,tolong bilang pada ibu hari ini aku ingin makan malam yang super-duper istimewa!!,”
semua orang yang ada disekitarku melihatku dengan tatapan yang aneh,aku melihat mereka semua menahan tawa,bahkan guru-guruku sendiri,tapi aku tidak  peduli aku hanya menunggu reaksi ayahku yang kemudian tertawa dan mebalas.

“Hahahaha tentu! Selamat bersenang-senang disekolah ya!”

Aku puas melihat reaksi itu,kemudian adikku pun menyenggolku dan berkata,
“kau ini! Ada-ada saja!”

Aku terkejut melihat reaksinya itu lalu tertawa dan membalas.

“Ahahahahaha biar saja! Aku kan memang seperti ini!”

(Iya....itu memang benar,memang seperti ini lah aku,wajah cemberut dan sedih sama sekali tidak cocok denganku,aku harus kuat untuk diriku sendiri dan orang-orang yang disekitarku.Aku harus tetap tersenyum supaya orang lain disekitarku juga tetap bisa tersenyum....)


*To be Continue#

Rabu, 28 Agustus 2013


Demon Girl
Chapter 1:First Meeting with you


Matahari pagi terbit. Awalnya hari itu sama seperti biasanya, namun ternyata aku salah. Hari itu adalah hari penentuan hidup ku.

          “Salam kenal, Namaku adalah Anna aku gadis SMA kelas 1, berumur 14 tahun.”

Sekilas ‘sang tokoh utama’ sama normalnya dengan gadis biasa yang lain.‘Dia’ mempunyai Ayah, Ibu dan seorang saudara (kembar) laki-laki.

“Kami hidup dengan normal, semua keluargaku menyayangiku seperti keluarga bahagia pada umumnya. Bisa dibilang karena aku anak yang sangat aktif.  Biasanya orang-orang menyebutku ‘hiperaktif’, Tapi ya, beginilah aku.”

‘Dia’ sangat disayangi oleh orang-orang sekitarnya,
“Aku punya banyak teman (tapi bukan sahabat, dalam artianku sahabat dan teman ‘beda’ ) dan orang-orang yang sangat meyayangiku.”

Akan tetapi, tidak ada keluarga yang sempurna. satu masalah, penyakit yang dideritanya sejak 2 tahun terakhir, penyakit jantung (the simple one,but also the hurting one), tidak jelas juga kenapa. Tapi tidak peduli, karena selama ini ‘dia’ sama sekali tidak merasakan dampaknya lagi sejak 2 tahun yang lalu, dokter juga berpikir itu keajaiban. Karena ‘dia’ sama sekali tidak merasakan sakit atau apa pun itu.

 Hari ini cuacanya cerah, sangat pas untuk pelajaran olahraga.

“Materi kami hari ini Basket jadi sebelumnya kami pemanasan dulu,” sekolah sudah memiliki catatan ‘kesehatannya’, tapi karena ‘dia’ tidak menunjukan tanda-tanda gejala tidak sehat jadi ‘Dia’ diijinkan untuk ikut pelajaran olahraga.

“Aku lari keliling lapangan beberapa putaran. Pada awalnya badanku sangat ringan namun begitu putaran ketiga nafasku terasa sangat sesak aku mencoba untuk bernafas dengan benar, tapi tidak bisa.”

‘Dirinya’ terjatuh dengan nafas yang sangat berat,
(Ada apa!? Kenapa ini!? Biasanya aku tidak begini!! Kenapa dengan dadaku!? Kenapa rasanya sakit sekali!? Sesak....sesak....to-long....).
‘Dia’ kehilangan kesadaran, dan begitu ‘dia’ bangun ‘dia’ sudah berada dikamar rumah sakit.

         
 “Dimana aku? Eh....? Bau ini...Rumah Sakit....?”
Disisi kirinya sudah ada ibu dan ayahnya dengan wajah yang sangat cemas melihatnya.

“Kamu tidak apa-apa? Sudah baikan?” Kata ibunya. ‘Dia’ pun mencoba untuk bicara, “kenapa.....Aku disini?....”
“Kamu pingsan waktu pelajaran Olahraga disekolah tadi,”  sahut ayahnya.‘Dia’ terdiam dan kemudian seorang dokter pun masuk, “bagaimana keadaan mu?”

‘Dia’ diam sejenak lalu menjawab, “tidak begitu baik....Dok...sebenarnya apa yang terjadi dengan saya...?”

Dokter diam sejenak lalu melihat kearah kedua orangtuanya.

“Ah....kamu akan segera membaik,tenang saja. Bapak, Ibu....bisa ikut dengan saya sebentar?”
 Ayah dan Ibunya saling menatap kemudian ikut serta dengan Dokter keluar ruangan itu. karena penasaran, ‘dia’ pun memutuskan untuk mengikuti mereka, hingga akhirnya ‘dia’ melihat mereka di lorong rumah sakit. ‘Dia’ bersembunyi dibalik dinding dan mendengarkan pembicaraan mereka. Dokter mengawali pembicaraan, “sepertinya keadaan ‘jantungnya’ sudah semakin lemah, kalau dalam waktu 3 bulan ‘dia’ tidak mendapatkan donor jantung, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi.”

“Apa maksud Dokter!? Jangan bicara sembarangan ya!?” ayahnya berteriak merintih.

“Doker! Itu berarti waktu ‘hidupnya’ tidak lebih dari 3 bulan!?” sahut ibunya, kemudian dokter itu membalas, “Maaf, tapi saya rasa memang tidak lebih dari itu....”
“Jangan bercanda ya! Putriku itu anak yang kuat! Dia pasti akan bertahan!” ayahnya yang mengamuk tidak terima, menarik kerah sang dokter. Tak ada yang bisa dilakukan si dokter, dia hanya membiarkan pria didepannya melakukan apa yang disukanya. Sementara itu, sang ibu sudah berlinang air mata.

Sang ‘tokoh utama’ terdiam dalam waktu yang sama seiring dengan pembicaraan mereka, seiring dengan tangisan mereka.
“Jadi....hanya tinggal 3 bulan ya?.....ternyata aku hanya dibutakan oleh kebahagiaan sesaat.....”

‘Dia’ berbicara pada dirinya sendiri, butiran air membasahi pipinya seiring mendengar ibunya menangis. Malam menjelang, ‘dia’ harus menginap dirumah sakit, begitu orangtuanya pulang dan mengucapkan selamat malam, ‘dia’ hanya membalas mereka dengan senyuman. Tanpa sepengetahuan orangtuanya, Sang tokoh utama telah mendengar waktu sisa hidupnya. Malam itu ‘dia’ tidak bisa tidur, ‘dia’ putuskan untuk keluar mencari udara segar. Begitu sampai diluar, ‘dia’ menghampiri pohon rindang didekat sebuah kolam, angin berhembus meniup rambutnya, kemudian ‘dia’ pun berbicara, “3 bulan ya?.....aku...tidak memiliki penyesalan kan....?” sunyi menemaninya, sambil menatap kelangit matanya menutup.

“.....Sedang membayangakan surga ya?” sesorang berbicara, ‘dia’ membuka matanya dan melihat sekitarnya.
Disini!” kata orang itu, matanya melihat kearah pohon, ada sesorang yang sedang duduk disana, namun tidak terlihat karena gelapnya malam.

“Kamu....hantu ya? (atau malaikat?)” tanyanya, orang itu terdiam kemudian, ahaha....Hantu? kamu tidak bisa bedakan apa? Bukannya kamu punya Sixth Sense?,”
Pria itu melompat kedepannya, “Hup!”
‘Dia’ terkejut, namun tidak lupa untuk menatap orang itu dari bawah hingga keatas. Terlihat dari belakang sesosok seorang pria tinggi dengan kemeja biru dan celana Jeans, begitu orang itu membalik kan badannya, ‘dia’ membuka matanya lebar-lebar dan mengatakan, “can-tik.....”

Wajah pria itu sangat mempesona, rambut hitam, mata coklat, dan kulit putih pucat. Senyum yang manis, dan postur tubuh pria yang ideal.
“Aku ini laki-laki loh...” balas pria itu, sempat kebingungan lalu ‘dia’ pun bertanya, “kamu....siapa?”
pria itu ternsenyum lalu menjawab, “aku adalah siluman rubah putih namaku Kitsune.”

Sunyi agak lama.

“A-Ahahahahahhahaha!!!!! Apa maksud kamu hah!? Konyol sekali rubah putih kata mu!? Lucu sekali!”

‘Dia’ terus tertawa kemudian pria itu pun berbicara,
“Haa~ah~.....aku memang sudah menduga kalau kamu pasti tidak akan percaya,tapi ya apa boleh buat, terpaksa kuperlihatkan....”
“Hah? apa katamu?”  balas ‘dirinya’. Pria itu membalikan badannya dari ‘Sang tokoh Utama’, lalu menatap kearah langit dan mengucap kan sebuah kalimat, setelah itu pula awan-awan yang tadinya menutupi bulan, tiba-tiba terbuka lagi, Pria itu berbalik lagi dan mengatakan pada ‘dia’, “nah, tuan ‘Putri’. Lihatlah saya.” 
‘Tokoh utama’ hanya diam, melihat tiba-tiba sebuah telinga rubah berwarna putih muncul dikepala pria itu, setelah itu muncul lagi sebuah ekor rubah yang juga berwarna putih dari belakang pria itu. ‘Dia’ sangat terkejut, ‘dia’ tidak bisa berkata apa-apa, Pria itu tersenyum lagi lalu membungkukkan tubuhnya seolah-olah memberi hormat pada seorang putri dan berkata, “salam kenal yang mulia,saya adalah pelayan dan tangan kanan anda si ‘Siluman Rubah Putih’ Kit-Su-Ne.”

*To be Continue#