Kamis, 21 November 2013


Demon Girl
Chapter 7: Our Spirit

          Aku terbangun,dan sudah mendapati diriku diruang UKS.Kepalaku masih terasa sakit,aku memegang kepalaku yang terasa nyeri sambil memikirkan kembali kejadian yang terjadi diMansion itu,
 Risuto...sa rete iru....anata no mahō...no shinboru o hoji suru....”
(itu yang diucapkan Kitsune waktu itu kan?,tapi sekarang......kenapa aku bisa disini).

“Bagaimana mungkin?...Seharusnya....aku ada diMansion itu kan?...”
“TOK! TOK!”

Suara ketukan pintu mengagetkanku,kemudian kudengar seseorang memanggilku dari balik pintu itu,
“Ini aku,Noah!”

Ternyata Noah,aku mengizinkannya masuk,dan dia pun membuka pintu,dia datang kepadaku,
“Bagaimana keadaan mu?”
tanyanya pada ku.Aku menghela nafas dan menjawabnya,
“Sudah tidak apa..sepertinya?”

Aku benar-benar sudah tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,sampai akhirnya aku mengingat sesuatu,
          “Pen-Pensi! Bagaimana dengan Pensinya?!”

Aku benar-benar lupa tentang pensi,Noah tersenyum kemudian membalas,
          “Sekarang sudah jam 13.30,semua siswa sudah pulang dan yang tersisa hanya para guru dan anggota osis yang masih mempersiap untuk acara besoknya lagi.”

Merasa lega dengan ucapan Noah,aku pun menghela nafasku lagi.
Noah sempat kebingungan lalu kemudian tertawa melihat wajah ku yang kelihatannya kesal.Aku menggembungkan pipiku dan berkata padanya,
“Jangan tertawa bodoh!,aku benar-benar sedang kesal tau!”
Noah menghentikan tawanya lalu tersenyum padaku,
“Kenapa?”
tanyanya pada ku.
          Aku menjawabnya,
“Aku bermimpi tentang sesuatu yang aneh!”
dia mendatangiku dan duduk diranjang tempat aku terbangun,
“Kau Cuma lelah...”
kata Noah sambil tersenyum manis padaku.Sesaat aku terdiam melihat senyumannya itu,entah kenapa tiba-tiba saja aku malah teringat wajah Kitsune,lebih tepatnya senyuman kitsune,pipiku merah sesaat tapi perasaan ku malah jadi sangat kesal,
“Uuugh..menyebalkan...”
bisikku.Noah meliha ku dengan tatapan bingung,
“Oi,kau...tidak apa-apa kan?”
aku sadar Noah memperhatikanku.Aku mencoba untuk mengalihkan perhatiannya sesaat,
“Noah! Ummmm...sepertinya aku  memang kelelahan!”
mendengar hal itu,Noah langsung beranjak dari tempat dia duduk kemudian dia berkata,
“Kau ini! Kenapa tidak bilang dari tadi! Tunggu disini aku akan membawa mu pulang dengan motorku,aku ambil tas mu dulu.”

Dia pergi meninggalkanku diruang UKS ,sesaat aku merasa agak lega,tapi tiba-tiba saja aku teringat sesuatu,
“Eh,....bukannya motor Noah itu motor gede ya?...bagaimana caranya naik motor gede?”
Noah kembali dengan membawa tasku,
“Ayo,aku sudah membawa tas mu,juga sudah minta izin untuk mengantar mu pulang!”
kata Noah,aku terus berpikir tentang motor Noah,dengan menggunakan rok bagaimana cara naiknya!?,akhirnya aku pun memutuskan untuk mengatakannya pada Noah,
“Anu.... Noah....bagaimana caranya aku naik motor mu dengan rok?
hening menghampiri kami sesaat,kemudian,
“Aaaaghhhh!,bodohnya aku!”
teriak Noah.

“Sudah,sudah...tidak apa.”
kataku menenangkan nya,
“Sial aku benar-benar lupa!”
kesalnya lagi,
“Kau tidak perlu mengantarku,aku akan cari transportasi lain saja nanti....”
kataku pada Noah yang masih terlihat kesal dan kebingungan,
“Tidak! Kau tidak boleh mencarinya sendiri,akan kuhubungi ayah mu agar segera menjemput mu.Tunggu disini!”
tegas Noah,kemudian dia pun segera keluar.
         
Tak lama setelah itu,ayahku datang menjemputku,selama perjalan didalam mobil ayahku,kami membicarkan tentang keadaanku,tidak banyak dan tanpa sadar kami sudah sampai dirumah.
“An (panggilan rumah),sudah pulang?”
tanya ibuku setiba aku datang,aku menjawab sambil tersenyum,
“Iya,sepertinya aku masih kambuh sedikit jadi disuruh pulang,padahal aku sudah tidak apa kok!”
sepintas wajah ibuku seperti terkejut saat mendengar penyakitku kambuh.Aku jelas tahu apa yang ibuku cemaskan,tapi aku berusaha menutupi itu,terkadang lebih baik seseorang tidak perlu menjadi sok tahu (tidak perlu memberitahukan pada orang lain tentang yang kita ketahui).

“Aku...mau kekamar untuk istirahat dulu.”
sadar mendengar akan perkataan ku,Ibuku langsung menyahut,
“Ah,iya.”

Aku segera menuju kamarku,aku duduk diranjang kusesaat dan berpikir kembali tentang yang Kitsune katakan padaku sebelumnya,diantara semua yang dikatakan nya padaku,yang paling berbekas adalah saat dia bilang aku harus berhati-hati dihari Ulang tahunku yang ke15 nanti,(memangnya ada apa dengan hari ulang tahunku?).
          Aku mencoba untuk melupakan hal itu dan memulai mengganti pakaian ku,tanpa sengaja aku melihat kearah dinding dekat lemari pakaianku dimana disitu tergantung sebuah kalender dengan motif sederhana,aku melihat bulan ini,yang ternyata adalah bulan September!?,aku memerhatikan tanggal hari ini,dan saat kulihat,ulang tahun ku tinggal 1 minggu lagi!,perkataan Kitsune yang sebelumnya, bergumam lagi dikepala ku,aku menggelengkan kepalaku berusaha untuk menghilangkan pikiran itu.
“Tapi.....rasanya aku sudah sering bertemu dengan Kitsune sebelum dirumah sakit waktu itu....kapan ya...?”
kataku sedikit,aku berjalan menuju cermin dikamarku sebelum mengganti pakaianku,lalu aku mencoba mengingat tentang gadis cantik yang sebelumnya aku lihat.Aku mengela nafas kemudian mulai membuka baju,
“Eh....?apa ini?”
aku merasakan sesuatu bergantungan dileherku,ternyata itu adalah sebuah kalung.(Tapi aku tidak pernah memakai aksesoris sebelumnya...),pikirku.Aku mengamati kalung itu dengan benar,bentuknya seperti batu....tidak kalungnya memang sebuah batu bewarna ungu gelap,sungguh batu yang sangat cantik,belum pernah kulihat ada warna batu seperti ini.Aku memegang batu itu dengan erat dan kututup mata ku,
“Selamanya...aku akan melidungimu.....AN...”
“UUUUGGGGHH!!!!!?”
aku jatuh tersujud dilantai kupegang kepala ku yang terasa nyeri,
“Barusan.....ada orang yang bicara.....siapa?”
gumamku,lalu kulihat lagi kearah kalung batu yang kupegang itu.(Kalung ini....apa tadi kalung ini yang bicara.....?AN? nama rumahan ku...?).

(KITSUNE SIDE)
          Malam hari tiba,menghampiri Mansion tersembunyi itu,didalam Mansion dikebun bunga itu dia berdiri menatapi langit malam yang ditutupi bulan.
“SREEEK...”
bunyi suara semak daun dari belakang Kitsune,dia menutup matanya kemudian berbicara,
“Siapa itu....?”
bayangan itu datang kearahnya.Sosok itu adalah siHouse Keeper ‘Moriyama Fuji’,Kitsune masih menatap langit tanpa melihat kebelakang,
“Kau rupanya Fuji....ada apa?”

Fuji hening sesaat kemudian berkata,
“Tuan Kitsune,apa tidak apa membiarkan ‘nona muda’ seperti itu? Bagaimana pun juga dia belum bisa mengeluarkan kekuatannya,ditambah lagi anda semakin lemah disetiap bulan purnama,kalau kita tidak cepat memulihkan ingatannya,lama-lama anda bisa menjadi rubah putih selamanya.”

Kitsune senyum sepintas kemudian menjawab Fuji,
“Jangan khawatir,orang sabar pasti akan menerima upahnya,lagi pula aku juga sudah memberikan kalung peninggalan untuknya,dia akan baik-baik saja.”

Fuji menatap punggung Kitsune yang sangat tegak itu,dia mengela nafas lalu berkata lagi pada Kitsune,
“Tuan....anda pasti sangat senang kan,setelah sekian lama anda bisa melihatnya lagi....Anda bahkan sampai menangis sekarang.....”
sambil tersenyum Kitsune menjatuhkan bulir-bulir air dari matanya,meski dia masih membelakangi Fuji,tapi Fuji tetap tahu kalau Kitsune sedang menangis.
          
“Aku....selalu menunggunya,semenjak 1300 tahun yang lalu,dia selalu berenkarnasi setiap 100 tahun nya....saat dia lahir,aku hanya bisa mengamatinya dari jauh...melihatnya tumbuh.Tapi...selalu saja setiap dia menginjak usianya yang  ke18 dia selalu mati demi melindungi orang-orang yang dicintainya.Kali ini,tidak akan kubiarkan itu terjadi lagi,kali ini...aku lah yang akan melindunginya.....sekali pun aku harus mati untuknya.”

Fuji menatap Kitsune,menatap Kitsune dari belakang dengan sangat serius,Fuji tersenyum kemudian berkata,
“Anda tidak pernah berubah ya tuan Kitsune? Kalau seperti ini...bisa-bisa anda akan mendapat kutukan yang lebih parah lagi....Lawan anda juga tidak mudah loh.....Melawan dewan Neraka dan Fighter of Heaven itu...bisa dibilang musuh yang sangat berat...”
Kitsune tersenyum.Awan membuka dan bulan purnama pun menampakan dirinya,tak lama ekor dan telinga rubah nya pun muncul,
“Tentu saja aku tahu itu.Mereka itu sama-sama keras kepala dan tangguh,tapi kalau memang mereka adalah lawan yang harus ku hadapi...maka aku akan melawan mereka sampai titik darah penghabisan!”

Kitsune kemudian membalikan tubuhnya kearah Fuji.

Fuji menatapnya,lalu menutup matanya lagi dan mengatakan,
“Kalian sudah mendengar itu kan? Bagaimana?....kalian masih mau berpegang teguh kepada keluarga AILLICESA?”
Dee,May,dan Christ keluar dari kegelapan dibelakang Fuji,kemudian memberikan hormat dengan menunduk,dan dengan tegas mereka katakan bersama-sama,
“Sampai mati pun,kami akan tetap setia dengan Keluarga Aillicesa dan dengan Nona Aillicesa sendiri!”

Fuji Tersenyum kearah mereka lalu melihat kearah Kitsune,
“Begitu lah Tuan Kitsune...kami juga tidak mau kalah dengan anda,kami akan melindungi tuan putri sampai ajal menjemput kami,jadi.....jangan sekali-kali anda berpikir kalau kami akan menyerah dengan keluarga Aillicesa.”
ucap Fuji.Kitsune terkejut dengan ucapan mereka sampai tidak bisa mengatakan apa-apa lagi,dia tersenyum,dan akhirnya baru mengatakan,
“Terima kasih semuanya....”


*To be Continue#

Anna blushing
Kitsune Crying half fox mode












                   




Tidak ada komentar:

Posting Komentar