Demon Girl
Chapter 7: Our Spirit
Aku terbangun,dan sudah mendapati diriku diruang UKS.Kepalaku masih terasa
sakit,aku memegang kepalaku yang terasa nyeri sambil memikirkan kembali
kejadian yang terjadi diMansion itu,
“ Risuto...sa rete iru....anata no
mahō...no shinboru o hoji suru....”
(itu yang diucapkan Kitsune waktu itu kan?,tapi sekarang......kenapa
aku bisa disini).
“Bagaimana mungkin?...Seharusnya....aku ada diMansion itu
kan?...”
“TOK! TOK!”
Suara ketukan
pintu mengagetkanku,kemudian kudengar seseorang memanggilku dari balik pintu
itu,
“Ini aku,Noah!”
Ternyata Noah,aku
mengizinkannya masuk,dan dia pun membuka pintu,dia datang kepadaku,
“Bagaimana keadaan mu?”
tanyanya pada
ku.Aku menghela nafas dan menjawabnya,
“Sudah tidak apa..sepertinya?”
Aku benar-benar
sudah tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,sampai akhirnya aku mengingat
sesuatu,
“Pen-Pensi! Bagaimana dengan Pensinya?!”
Aku benar-benar
lupa tentang pensi,Noah tersenyum kemudian membalas,
“Sekarang sudah jam 13.30,semua siswa sudah
pulang dan yang tersisa hanya para guru dan anggota osis yang masih mempersiap
untuk acara besoknya lagi.”
Merasa lega
dengan ucapan Noah,aku pun menghela nafasku lagi.
Noah sempat kebingungan lalu kemudian tertawa melihat wajah ku yang
kelihatannya kesal.Aku menggembungkan pipiku dan berkata padanya,
“Jangan tertawa bodoh!,aku benar-benar sedang kesal tau!”
Noah
menghentikan tawanya lalu tersenyum padaku,
“Kenapa?”
tanyanya pada
ku.
Aku menjawabnya,
“Aku bermimpi tentang sesuatu yang aneh!”
dia mendatangiku
dan duduk diranjang tempat aku terbangun,
“Kau Cuma lelah...”
kata Noah
sambil tersenyum manis padaku.Sesaat aku terdiam melihat senyumannya itu,entah
kenapa tiba-tiba saja aku malah teringat wajah Kitsune,lebih tepatnya senyuman
kitsune,pipiku merah sesaat tapi perasaan ku malah jadi sangat kesal,
“Uuugh..menyebalkan...”
bisikku.Noah
meliha ku dengan tatapan bingung,
“Oi,kau...tidak apa-apa kan?”
aku sadar Noah
memperhatikanku.Aku mencoba untuk mengalihkan perhatiannya sesaat,
“Noah! Ummmm...sepertinya aku memang kelelahan!”
mendengar hal
itu,Noah langsung beranjak dari tempat dia duduk kemudian dia berkata,
“Kau ini! Kenapa tidak bilang dari tadi! Tunggu disini aku
akan membawa mu pulang dengan motorku,aku ambil tas mu dulu.”
Dia pergi meninggalkanku diruang UKS ,sesaat aku merasa agak lega,tapi
tiba-tiba saja aku teringat sesuatu,
“Eh,....bukannya motor Noah itu motor gede ya?...bagaimana
caranya naik motor gede?”
Noah kembali
dengan membawa tasku,
“Ayo,aku sudah membawa tas mu,juga sudah minta izin untuk
mengantar mu pulang!”
kata Noah,aku
terus berpikir tentang motor Noah,dengan menggunakan rok bagaimana cara
naiknya!?,akhirnya aku pun memutuskan untuk mengatakannya pada Noah,
“Anu.... Noah....bagaimana caranya aku naik motor mu dengan
rok?
hening
menghampiri kami sesaat,kemudian,
“Aaaaghhhh!,bodohnya aku!”
teriak Noah.
“Sudah,sudah...tidak apa.”
kataku
menenangkan nya,
“Sial aku benar-benar lupa!”
kesalnya lagi,
“Kau tidak perlu mengantarku,aku akan cari transportasi lain
saja nanti....”
kataku pada Noah
yang masih terlihat kesal dan kebingungan,
“Tidak! Kau tidak boleh mencarinya sendiri,akan kuhubungi
ayah mu agar segera menjemput mu.Tunggu disini!”
tegas Noah,kemudian
dia pun segera keluar.
Tak lama setelah itu,ayahku datang menjemputku,selama perjalan didalam
mobil ayahku,kami membicarkan tentang keadaanku,tidak banyak dan tanpa sadar
kami sudah sampai dirumah.
“An (panggilan rumah),sudah pulang?”
tanya ibuku
setiba aku datang,aku menjawab sambil tersenyum,
“Iya,sepertinya aku masih kambuh sedikit jadi disuruh
pulang,padahal aku sudah tidak apa kok!”
sepintas wajah
ibuku seperti terkejut saat mendengar penyakitku kambuh.Aku jelas tahu apa yang
ibuku cemaskan,tapi aku berusaha menutupi itu,terkadang lebih baik seseorang
tidak perlu menjadi sok tahu (tidak perlu memberitahukan pada orang
lain tentang yang kita ketahui).
“Aku...mau kekamar untuk istirahat dulu.”
sadar mendengar akan perkataan ku,Ibuku langsung menyahut,
“Ah,iya.”
Aku segera
menuju kamarku,aku duduk diranjang kusesaat dan berpikir kembali tentang yang
Kitsune katakan padaku sebelumnya,diantara semua yang dikatakan nya padaku,yang
paling berbekas adalah saat dia bilang aku harus berhati-hati dihari Ulang
tahunku yang ke15 nanti,(memangnya ada apa dengan hari ulang tahunku?).
Aku mencoba untuk melupakan hal itu dan memulai mengganti pakaian ku,tanpa
sengaja aku melihat kearah dinding dekat lemari pakaianku dimana disitu
tergantung sebuah kalender dengan motif sederhana,aku melihat bulan ini,yang
ternyata adalah bulan September!?,aku memerhatikan tanggal hari ini,dan saat
kulihat,ulang tahun ku tinggal 1 minggu lagi!,perkataan Kitsune yang
sebelumnya, bergumam lagi dikepala ku,aku menggelengkan kepalaku berusaha untuk
menghilangkan pikiran itu.
“Tapi.....rasanya aku sudah sering bertemu dengan Kitsune sebelum
dirumah sakit waktu itu....kapan ya...?”
kataku
sedikit,aku berjalan menuju cermin dikamarku sebelum mengganti pakaianku,lalu
aku mencoba mengingat tentang gadis cantik yang sebelumnya aku lihat.Aku
mengela nafas kemudian mulai membuka baju,
“Eh....?apa ini?”
aku merasakan
sesuatu bergantungan dileherku,ternyata itu adalah sebuah kalung.(Tapi aku
tidak pernah memakai aksesoris sebelumnya...),pikirku.Aku mengamati kalung itu
dengan benar,bentuknya seperti batu....tidak kalungnya memang sebuah batu
bewarna ungu gelap,sungguh batu yang sangat cantik,belum pernah kulihat ada
warna batu seperti ini.Aku memegang batu itu dengan erat dan kututup mata ku,
“Selamanya...aku akan melidungimu.....AN...”
“UUUUGGGGHH!!!!!?”
aku jatuh
tersujud dilantai kupegang kepala ku yang terasa nyeri,
“Barusan.....ada orang yang bicara.....siapa?”
gumamku,lalu
kulihat lagi kearah kalung batu yang kupegang itu.(Kalung ini....apa tadi
kalung ini yang bicara.....?AN? nama rumahan ku...?).
(KITSUNE SIDE)
Malam hari tiba,menghampiri Mansion
tersembunyi itu,didalam Mansion dikebun bunga itu dia berdiri menatapi langit
malam yang ditutupi bulan.
“SREEEK...”
bunyi suara
semak daun dari belakang Kitsune,dia menutup matanya kemudian berbicara,
“Siapa itu....?”
bayangan itu
datang kearahnya.Sosok itu adalah siHouse Keeper ‘Moriyama Fuji’,Kitsune masih menatap langit tanpa
melihat kebelakang,
“Kau rupanya Fuji....ada apa?”
Fuji hening
sesaat kemudian berkata,
“Tuan Kitsune,apa tidak apa membiarkan ‘nona muda’ seperti
itu? Bagaimana pun juga dia belum bisa mengeluarkan kekuatannya,ditambah lagi
anda semakin lemah disetiap bulan purnama,kalau kita tidak cepat memulihkan
ingatannya,lama-lama anda bisa menjadi rubah putih selamanya.”
Kitsune senyum
sepintas kemudian menjawab Fuji,
“Jangan khawatir,orang sabar pasti akan menerima
upahnya,lagi pula aku juga sudah memberikan kalung peninggalan untuknya,dia
akan baik-baik saja.”
Fuji menatap punggung Kitsune yang sangat tegak itu,dia mengela nafas
lalu berkata lagi pada Kitsune,
“Tuan....anda pasti sangat senang kan,setelah sekian lama
anda bisa melihatnya lagi....Anda bahkan sampai menangis sekarang.....”
sambil
tersenyum Kitsune menjatuhkan bulir-bulir air dari matanya,meski dia masih membelakangi
Fuji,tapi Fuji tetap tahu kalau Kitsune sedang menangis.
“Aku....selalu menunggunya,semenjak 1300 tahun yang lalu,dia
selalu berenkarnasi setiap 100 tahun nya....saat dia lahir,aku hanya bisa
mengamatinya dari jauh...melihatnya tumbuh.Tapi...selalu saja setiap dia
menginjak usianya yang ke18 dia selalu mati demi melindungi orang-orang
yang dicintainya.Kali ini,tidak akan kubiarkan itu terjadi lagi,kali ini...aku
lah yang akan melindunginya.....sekali pun aku harus mati untuknya.”
Fuji menatap
Kitsune,menatap Kitsune dari belakang dengan sangat serius,Fuji tersenyum
kemudian berkata,
“Anda tidak pernah berubah ya tuan Kitsune? Kalau seperti
ini...bisa-bisa anda akan mendapat kutukan yang lebih parah lagi....Lawan anda
juga tidak mudah loh.....Melawan dewan Neraka dan Fighter of Heaven itu...bisa
dibilang musuh yang sangat berat...”
Kitsune
tersenyum.Awan membuka dan bulan purnama pun menampakan dirinya,tak lama ekor
dan telinga rubah nya pun muncul,
“Tentu saja aku tahu itu.Mereka itu sama-sama keras kepala
dan tangguh,tapi kalau memang mereka adalah lawan yang harus ku hadapi...maka
aku akan melawan mereka sampai titik darah penghabisan!”
Kitsune
kemudian membalikan tubuhnya kearah Fuji.
Fuji menatapnya,lalu menutup matanya lagi dan mengatakan,
“Kalian sudah mendengar itu kan? Bagaimana?....kalian masih
mau berpegang teguh kepada keluarga AILLICESA?”
Dee,May,dan
Christ keluar dari kegelapan dibelakang Fuji,kemudian memberikan hormat dengan
menunduk,dan dengan tegas mereka katakan bersama-sama,
“Sampai mati pun,kami akan tetap setia dengan Keluarga
Aillicesa dan dengan Nona Aillicesa sendiri!”
Fuji Tersenyum
kearah mereka lalu melihat kearah Kitsune,
“Begitu lah Tuan Kitsune...kami juga tidak mau kalah dengan
anda,kami akan melindungi tuan putri sampai ajal menjemput kami,jadi.....jangan
sekali-kali anda berpikir kalau kami akan menyerah dengan keluarga Aillicesa.”
ucap Fuji.Kitsune
terkejut dengan ucapan mereka sampai tidak bisa mengatakan apa-apa lagi,dia
tersenyum,dan akhirnya baru mengatakan,
“Terima kasih semuanya....”
*To be
Continue#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar