Senin, 20 April 2015

Demon Girl
Chapter 11: Caroline is Missing!

          ‘Poker’ sesosok aneh yang disebut ‘Shadow’ oleh gadis berambut merah bernama ‘Ayumi Akane’.Saat ini aku sedang berhadapan dengannya dalam situasi yang tidak biasa,kini aku harus melawannya dan mengejar Akane lalu menyelamatkan Caroline,meski tampaknya itu agak mustahil.
          “Kau terlalu pesimis yang mulia,belum tentu kau akan kalah kan?”
Kata Poker tiba-tiba padaku.
          “HAH!?,Yang benar saja!? Jadi ini benar-benar telepati?,kalau begitu kau bisa baca semua isi pikiran ku dong?!”
          “Itu tergantung,apa kau bisa menahan isi pikiran mu yang sedang panik,bingung,dan tidak stabil itu...”
          “Hah,...? apa maksud mu?”
          “Telepati digunakan bukan untuk membaca pikiran,tapi digunakan untuk berkomunikasi menggunakan pikiran dengan sesama penggunanya,seperti yang kau lihat aku tidak mungkin bisa berbicara dengan keadaan wajah seperti ini,aku hanya bisa menggunakan telepati.Untungnya kau tergolong bisa menggunakannya,ya....meski belum terlalu ahli...”
          “H-Hah,....?”
“Haaaaaaahhh~....Nampaknya anda masih kebingungan ya? apa boleh buat anda belum sepenuhnya terbangun.Kalau begitu untuk sekarang saya akan melepaskan anda.”
Kata poker dengan entengnya seolah mengangapku remeh.Dia mengangkat tangan kirinya kemudian.....
          “Sampai bertemu lagi yang mulia.”
          “KLIK!”
“......?”
(HAH? Apa yang di-)

          “GYAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!............”

Anna diterbangkan angin diruangan itu dan menabrak kaca kelasnya.
          “PRANK!”
          “ADA YANG  JATUH! MATRAS!”
          “BUUK!”
(Uuuuuggghh sial,bagaimana bisa menjatuhkan ku begitu saja hah?~).
          “Anna! Anna! Kau tidak apa?!”
          “Aldi...?Sepertinya tulang ku patah....”
          “Hah? Apa? Gawat! Dokter kita perlu Dokter!”
Aldi dengan panik dan cemas terus berteriak,sementara sebagian guru berdatangan untuk membantuku dan menghalangi siswa yang mencoba untuk melihat,aku juga melihat Aland datang ada Noah juga.Disaat aku mencoba menggerakan tanganku aku baru sadar kalau lengan kiriku robek,sepertinya karena menabrak kaca tadi.(Aaaahhh....gawat pandanganku kabur,ada darah dimana-mana....sepertinya akhir-akhir ini aku sering pingsan ya....?)
          “WIWU...WIWU...WIWU...”
          “An....Bangunlah.....tenang saja...kau akan baik-baik saja...tidak akan kubiarkan siapa pun menyakiti mu....tidak akan...”
(Di....mana ini.....?).
          “BRAK”
seorang suster datang dan masuk dimana aku sedang berbaring.
          “!!!,Nona Anna? Anda sudah sadar?......B-Bagaimana bisa!?”

[Suster]
,(Bagaimana bisa dia sadar secepat ini?pendarahannya kan sangat parah....)
          “Ummmm,Suster? Anda baik-baik saja?”
                “!!!,Ah! Umm,Iya! saya tidak apa,bagaimana dengan anda nona? Apa lengan anda masih sakit?”
aku menoleh kelenganku sejenak dan mencoba untuk menggerakannya.
          “Uh,masih sedikit perih....tapi saya rasa akan segera membaik dari dulu luka-luka seperti ini biasa cepat sembuh dengan saya....”
          “Begitu kah....?syukurlah....Ah! orang tua anda akan segera datang lagi.”
          “Datang lagi? Tadi mereka disini...?”
                “Iya tadi mereka disini,sekitar 5 jam yang lalu saat anda baru didatangkan kesini.Sekarang mereka ada disekolah anda,15 menit lagi mereka akan sampai”
setelah tersenyum ramah suster itu pun pergi dari kamar ku.(Ah sial....aku lupa tanya,ini rumah sakit mana ya?...).Aku hanya diam sejenak setelahnya,kemudian pintu kamar pun terbuka dan aku ingat-
          “BRAK!”

          “CAROLINE! AKU LUPA!”
          “!!!,Sayang apa maksud mu...?”
Ternyata ibuku yang masuk kekamarku.Dia mendekat dan aku pun dengan panik bertanya kepadanya.
          “I-Ibu dimana Caroline?! Dimana dia?!”
          “H-Hah...?oh! apa maksud mu teman mu yang hilang itu?”
          “Hi-Hilang apa maksud Ibu?!”
          “Iya dia menghilang dalam kebakaran disekolah mu itu,selain kau tidak ada yang keluar dari dalam kelas itu Anna....”
(A-Apa maksud nya? Caroline.....),saat itu pun terlintas dibenakku tentang apa yang terjadi,(Caroline diculik oleh mahkluk aneh dan gadis yang berambut merah itu.....).
          “Ayah mu akan datang nanti.Syukurlah sekarang kau sudah sadar,padahal seharusnya kau bangun besok atau mungkin lusa...”
aku disentakan dengan kata-kata ibu.Dengan wajah terkejut aku memandangnya.
          “Ah itu...kata Dokter kau belum akan bangun sampai besok dikarenakan kau terlalu banyak menghirup asap kebakaran juga mengalami pendarahan yang cukup parah,tapi tidak disangka-sangka kau bisa bangun secepat ini...itu merupakan suatu keajaiban”
(Keajaiban.....?tidak....kurasa ini ada hubungannya dengan si Kitsune itu,ditambah lagi...kalung ini juga melindungiku sebelumnya....apa dia ada hubungannya dengan ini.....?).
          Malam hari tiba,aku meyakinkan orang tuaku agar tidak perlu menjagaku,karena aku yakin..sesuatu akan datang malam ini.
          “Kalau begitu kami pulang dulu ya Anna...istirahat lah yang tenang...”
          “...Iya bu.”
Ayah,ibu ku pergi meninggalkan aku,dan aku pun sendiri.Tepat pukul 11 aku hanya duduk diranjangku diruangan yang gelap,menunggu....menunggu seseorang yang kuyakin dia pasti datang.Karena aku lah yang memanggilnya,dan malam ini adalah malam ‘Bulan Purnama’.
          “Wuuuussshhh.....”
          “Ngik.....Ngik.....”
untuk sesaat,hanya terdengar suara angin pelan dan ayunan diluar rumah sakit yang berbunyi.
          “WUUUUUUUSSHH!”
          “BRAK!”
Angin yang cukup kuat membuka jendela kamar rawatku,sinar bulan yang masuk dengan lembutnya menerangi sosok itu,yang berjalan mendekat kearahku dan berhenti tepat didepan jendela yang terbuka,dibantu cahaya bulan aku melihatnya.....
          “Seekor....Rubah.....Putih.”
Gumamku,
          “Kitsune....itu kau kan?”
Aku bertanya pada Rubah itu namun dia hanya diam saja sambil menatapku dengan matanya yang menakutkan.Aku mencoba untuk turun dari ranjangku,namun rasanya begitu sakit,begitu perih.
          “AW!”
Aku jatuh berlutut dan Kitsune menghampiriku dengan ragu,namun dia tetap menujuku hingga akhirnya benar-benar ada didepanku,aku mencoba memegangnya dengan sedikit takut tapi aku tetap menyentuhnya.Kuusap  kepala rubah itu lalu kulihat kearah matanya.
          “Bola mata yang terlihat gelap namun sebenarnya tidak....ini merupakan warna mata biru tua....aku tahu,karena...aku sering menatap mata ini dari dekat....”
Aku tersenyum kearah rubah itu lalu entah mengapa aku ingin mengucapkan sebuah kalimat.
          “Your Name is: Kitsune.....”
Rubah itu menatapku seolah dia sedang tersenyum namun juga tekejut.Aku menutup mataku dan membukanya lagi,kini aku sedang memegang pipi Kitsune.
Dia mengenggam tanganku yang ada dipipinya,melepaskan tanganku lalu berdiri dan mundur beberapa langkah,dia bersujud padaku,dan berkata,
          “Nona Muda apa keinginan anda ,sehingga memanggil saya....?”
Aku menatapnya dengan diriku yang masih duduk dilantai,lalu  kubulatkan tekad ku.
          “.......Bantu aku menyelamatkan Caroline!”

*To be Continue#